Ilustrasi konsep access control — keamanan akses fisik dan logis, otorisasi, autentikasi, dan privilege user

Hari ketiga belajar cybersecurity lewat ISC² Certified in Cybersecurity (CC).
Topiknya: Access Control Concepts — bagian yang mengajarkan bahwa keamanan bukan hanya tentang perlindungan, tapi juga tentang izin dan batasan.


🔐 Siapa, Apa, dan Kenapa

Kalau dua domain sebelumnya membahas prinsip keamanan dan cara bertahan dari insiden, Domain 3 lebih fokus pada mengatur siapa yang boleh melakukan apa.
Konsepnya sederhana, tapi dampaknya besar: akses yang salah sama bahayanya dengan tidak ada keamanan sama sekali.

Access control adalah tentang tiga pertanyaan utama:

  1. Siapa yang mencoba mengakses sistem (identitas)?
  2. Apa yang ingin mereka akses (resource)?
  3. Kenapa mereka berhak atau tidak berhak (otorisasi dan kebijakan)?

🎯 Fokus Hari Ini


🧠 Catatan Belajar

1. Physical vs Logical Access

Dua jenis kontrol yang sering disepelekan tapi sama pentingnya:

Tanpa physical control, logical control bisa dengan mudah ditembus secara fisik. Dan tanpa logical control, data bisa bocor meski server dijaga ketat.


2. Access Control Models

Ada tiga model utama yang sering digunakan organisasi:

Saya pribadi paling sering pakai pendekatan RBAC — misalnya di proyek, hanya DevOps yang boleh melakukan deploy ke production, bukan semua developer.


3. Security Control Protocols

Access control bukan hanya “boleh” atau “tidak boleh.”
Ia bergantung pada protokol dan mekanisme verifikasi:

🔎 Prinsipnya mirip seperti rapat penting: siapa yang boleh masuk, siapa yang boleh bicara, dan siapa yang mencatat hasilnya.


4. User Privilege Administration

Inilah bagian paling “manusiawi” dari domain ini.
Manajemen hak akses tidak hanya soal teknologi, tapi juga kepercayaan dan tanggung jawab.

Beberapa praktik penting:

Saya langsung teringat kebiasaan buruk di beberapa proyek lama — akun mantan karyawan masih aktif di server.
Kesalahan kecil, tapi risikonya besar.


💭 Refleksi Pribadi

Domain ini terasa sangat dekat dengan dunia kerja sehari-hari.
Sebagai engineer, saya sering berhadapan dengan token, SSH key, dan credential management. Tapi baru kali ini saya melihatnya dari sisi governance dan kontrol organisasi.

🧩 Access control itu bukan sekadar menjaga rahasia, tapi juga memastikan keadilan digital — agar setiap orang hanya memegang kunci yang memang miliknya.

Saya juga mulai menyadari bahwa kebocoran data seringkali bukan karena serangan canggih,
tapi karena kesalahan pengelolaan hak akses: token bocor, password disimpan di repo, atau akses admin diberikan terlalu luas.


🔍 Catatan Kecil