Hari kelima belajar cybersecurity lewat ISC² Certified in Cybersecurity (CC).
Topiknya: Security Operations — bagian yang membumikan semua teori sebelumnya ke dalam praktik harian di dunia nyata.
⚙️ Dari Teori ke Operasi
Kalau domain-domain sebelumnya mengajarkan tentang prinsip, kontrol, dan jaringan,
maka domain ini membawa semuanya ke level implementasi harian — bagaimana keamanan benar-benar dijalankan setiap hari.
Security operations adalah tentang menjaga agar sistem tetap aman secara terus-menerus,
melalui kombinasi antara teknologi, proses, dan perilaku manusia.
“Keamanan bukan proyek sekali jadi — tapi rutinitas yang harus hidup setiap hari.”
🎯 Fokus Hari Ini
- Memahami konsep operasi keamanan dan bagaimana kontrol diterapkan sehari-hari.
- Mempelajari data handling best practices.
- Mengenali pentingnya logging, monitoring, dan alerting dalam deteksi dini insiden.
- Memahami konsep dasar enkripsi dan hashing dalam menjaga kerahasiaan data.
- Mengetahui konfigurasi manajemen dan kebijakan keamanan organisasi.
- Menyadari peran security awareness dalam budaya kerja aman.
🧠 Catatan Belajar
1. Security Operations in Practice
Security operations mencakup semua kegiatan untuk menjaga agar keamanan tetap berfungsi:
- Monitoring — memantau sistem, log, dan lalu lintas jaringan.
- Incident Handling — menanggapi ancaman atau pelanggaran dengan cepat.
- Patch Management — memperbarui sistem untuk menutup celah baru.
- Change Management — memastikan setiap perubahan konfigurasi dikontrol dan terdokumentasi.
Menariknya, semakin dalam saya belajar, semakin jelas bahwa keamanan bukan hanya tools, tapi discipline.
Tim SOC (Security Operations Center) bekerja tanpa henti — 24/7 — memastikan tidak ada anomali yang terlewat.
2. Data Handling & Governance
Data adalah inti dari semua sistem. Tapi cara memperlakukan data menentukan seberapa amannya organisasi.
Beberapa praktik terbaik:
- Classify data berdasarkan sensitivitas (public, internal, confidential, secret).
- Encrypt data saat transit maupun saat disimpan.
- Limit access hanya untuk yang benar-benar membutuhkan (least privilege).
- Destroy data dengan aman setelah tidak dibutuhkan.
Saya jadi ingat proyek lama yang tidak punya kebijakan retensi log.
Setelah belajar ini, saya sadar bahwa “menyimpan segalanya” bukan berarti aman — malah berisiko.
3. Logging and Monitoring
Tanpa log, insiden tidak akan pernah terdeteksi.
Logging adalah “ingatan” sistem, dan monitoring adalah “kesadarannya.”
Contoh log penting:
- System event logs
- Application logs
- Network traffic logs
- Authentication and access logs
Log kemudian dikumpulkan dalam sistem seperti SIEM (Security Information and Event Management) untuk dianalisis secara otomatis.
🔎 “You can’t protect what you don’t see.”
Logging bukan hanya bukti pasca insiden, tapi alat untuk memahami apa yang sedang terjadi sekarang.
4. Hashing & Encryption
Dua konsep ini mirip tapi punya fungsi berbeda:
- Hashing: untuk integrity — memastikan data tidak berubah (misalnya password hash atau checksum file).
- Encryption: untuk confidentiality — menjaga agar data tidak bisa dibaca tanpa kunci.
Contohnya:
- AES untuk enkripsi simetris.
- RSA untuk enkripsi asimetris.
- SHA-256 untuk hashing.
Menariknya, hashing tidak bisa dibalik — sementara enkripsi bisa didekripsi dengan kunci yang tepat.
5. Configuration & Change Management
Keamanan juga bergantung pada konsistensi konfigurasi.
Satu perubahan kecil tanpa pengawasan bisa membuka celah besar.
Beberapa praktik penting:
- Gunakan version control untuk konfigurasi (misalnya GitOps).
- Review setiap perubahan secara peer-reviewed.
- Gunakan baseline configuration agar semua sistem seragam.
- Dokumentasikan semua perubahan dalam log audit.
6. Security Awareness Training
Teknologi sehebat apa pun tidak akan cukup kalau manusianya lengah.
Makanya, pelatihan kesadaran keamanan itu vital.
Topik yang sering diajarkan:
- Mengenali phishing dan social engineering.
- Praktik password yang kuat.
- Kebijakan penggunaan perangkat pribadi (BYOD).
- Melaporkan insiden tanpa takut disalahkan.
Saya suka poin terakhir ini: budaya aman dimulai dari keberanian untuk melapor.
💭 Refleksi Pribadi
Domain ini terasa seperti “napas” dari seluruh pelajaran cybersecurity.
Ia bukan soal teori baru, tapi tentang menjalankan teori lama dengan disiplin tinggi.
⚡ “Security isn’t a destination — it’s a habit.”
Saya jadi terinspirasi untuk membuat checklist harian keamanan pribadi:
- Ganti password penting setiap kuartal.
- Cek izin aplikasi dan extension di browser.
- Pastikan backup terenkripsi dan diuji.
- Aktifkan MFA di semua akun kritikal.
Keamanan ternyata bukan hal besar — tapi serangkaian tindakan kecil yang dilakukan dengan konsisten.
🔍 Catatan Kecil
- Hashing ≠ Encryption — hashing tidak bisa dibalik.
- Log retention policy penting agar tidak overload tapi tetap berguna.
- Change management bukan birokrasi, tapi kontrol kualitas keamanan.
- Security culture dimulai dari edukasi, bukan ketakutan.
- Keamanan manusia (human security) sama pentingnya dengan keamanan sistem.